2. lambang logo widya informatika made in puja krismondika
Friday, August 3, 2018
kerajinan tangan "Membuat Miniatur"
Come on guys kita kembali belajar bersama
membuat Miniatur post kamling dari stick es
Sejarah Kota Selatpanjang
Kota Selatpanjang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Kepulauan Meranti, duhulu merupakan salah satu bandar (kota) yang paling sibuk dan terkenal perniagaan di dalam kesultanan Siak. Bandar ini sejak dahulu telah terbentuk masyarakat heterogen, terutama suku Melayu dan Tionghoa, karena peran antar merekalah terbentuk erat dalam keharmonisan kegiatan kultural maupun perdagangan. Semua ini tidak terlepas ketoleransian antar persaudaraan. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang barang maupun manusia dari China ke nusantara dan sebaliknya.
"BANGUNAN TUA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI (RIAU)"DAERAH,KOTA TUA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI"
Panglima bertolak menyusuri pantai pulau ini. Lalu, terlihat sebuah tebing yang tinggi. “Inilah gerangan yang dimaksud oleh ayahanda Sultan Syarif Ali,” pikirnya. Armada merapat ke Tebing Tanah Tinggi bertepatan tanggal 07 April 1805 Masehi. Di usia masih 25 tahun itu, dengan mengucap bismillah Panglima melejit ke darat yang tinggi sambil memberi salam. “Alha-mdulillah tanah tinggi ini menjawab salam den,” katanya. Tanah diraupnya, terasa sejuk dan nyaman. Ia tancapkan keris di atas tanah (lokasinya sekarang kira-kira dekat komplek kantor Bea Cukai Selatpanjang ). Sambil berkata, “Dengarkanlah
oleh kamu sekalian di tanah Hutan Tebing Tinggi inilah yang amat baik
didirikan sebuah negeri. Negeri ini nantinya akan berkembang aman dan
makmur apabila pemimpin dan penduduknya adil dan bekerja keras serta
menaati hukum-hukum Allah.” Panglima itu berdiri tegak dihadapan semua pembesar kerajaan, laskar, hulu balang, dan bathin-bathin sekitar pulau. “Den
bernama Tengku Bagus Saiyid Thoha Panglima Besar Muda Siak Sri
Indrapura. Keris den ini bernama Petir Terbuka Tabir Alam Negeri. Yang
den sosok ini den namakanNegeri Makmur Kencana Bandar Tebing Tinggi.”itulah nama asal muasal kota selatpanjang.
Setelah menebas hutan, membuka wilayah kekuasaan, berdirilah istana
panglima besar itu. Pada 1810 Masehi Sultan Syarif Ali mengangkat
Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha itu sebagai penguasa
pulau. Kala itu, sebelah timur negeri berbatasan dengan Sungai Suir dan
sebelah barat berbatasan dengan Sungai Perumbi,seiring perkembangan
waktu bandar ini semakin ramai dan bertumbuh sebagai salah satu bandar
perniagaan di kesultanan siak.
Ramai
interaksi perdagangan didaerah pesisir Riau inilah menyebabkan
pemerintahan Hindia Belanda ikut ambil dalam bagian penentuan nama
negeri ini. Sejarah tercatat pada masa Sultan Siak yang ke 11 yaitu
Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Pada tahun
1880, pemerintahan di Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi dikuasai oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi yang bergelar Tuan Temenggung Marhum Buntut
(Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak). Pada masa
pemerintahannya di bandar ini terjadilah polemik dengan pihak
Pemerintahan Kolonial Belanda yaitu Konteliur Van Huis mengenai
perubahan nama negeri ini, dalam sepihak pemerintahan kolonial Belanda
mengubah daerah ini menjadi Selatpanjang, namun tidak disetujui oleh
J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi selaku pemangku daerah.
Akhirnya berdasarkan kesepakatan bersama pada tanggal 4 September 1899, Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi berubah menjadi Negeri Makmur Bandar Tebingtinggi Selatpanjang.J.M.
Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi mangkat pada tahun 1908. Seiring
waktu masa diawal Pemerintahan Republik Indonesia, kota selatpanjang dan
sekitarnya ini merupakan Wilayah Kewedanan di bawah Kabupaten Bengkalis
yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Tebingtinggi.Pada
tanggal 19 Desember 2008,daerah selatpanjang dan sekitarnya ini berubah menjadi Kabupaten Kepulauan Meranti memekarkan diri dari Kabupaten bengkalis dengan ibukota Selatpanjang.
"TAMAN CIK PUAN"
"TELAGA BENING,KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI"]
Taman Cikpuan dan Kolam
Telaga Bening di tengah kota Selat Panjang, punya nilai sejarah. Ditaman
Cikpuan ini banyak peristiwa terjadi dan bernilai Sejarah, sejak dari
yang sederhana seperti tempat menampilkan pentas seni sampai peristiwa
politik yang heroik juga selalu berlangsung disini. Pemekaran Kabupaten
Kepulauan Meranti lepas dari induk Kabupaten Bengkalis beberapa agenda
yang melibatkan massa yang besar berlangsung di arena ini, Taman Cikpuan
menjadi saksi sejarah. Disamping itu, Kolam Telaga Bening di jalan
Merdeka tidak jauh dari Cikpuan Park adalah penopang air untuk
masyarakat Selat Panjang, jika musim kemarau tiba kolam ini menjadi
tumpuan untuk mendapatkan air buat mandi dan Cuci bahkan untuk minum.
Harapan
kedepan,objek wisata yang ada dikabupaten kepulauan meranti terus di
perhatikan,dan masyarakat bisa menjaga dan melestarikan dengan baik.
Friday, July 27, 2018
Makanan dan Minuman khas RIAU
ok untuk membahas passion aku kali ini , aku ada bebrapa menu makanan dan minuman khas dari pulau ku RIAU yang
ok silah kan di nikmati !! Gambarnya wkwkwkwkw :D
ok silah kan di nikmati !! Gambarnya wkwkwkwkw :D
1. Gulai Ikan Patin
Nah kuliner yang pertama ini memang sudah terkenal sekali di Riau dan terkenal di Indonesia dengan kelezatan cita rasanya. Gulai ikan patin ini menjadi makanan favorit warga Riau dan untuk kalian yang belum tau seperti apa rasanya gulai ikan patin ini memiliki kuah kuning yang memiliki citarasa pedas, manis, dan ditambah potongan ikan patin yang memberikan citarasa gurih guys, kenyal, gulai ikan patin ini biasanya dinikmati dengan nasi hangat, dan pucuk daun ubi rebus merupakan perpaduan yang sempurna. Saat ada di Riau pertama yang wajib anda coba adalah gulai ikan patin, dijamin kalian ketagihan guys. Untuk menemukan gulai ikan patin ini anda bisa ke warung-warung makan, dan restoran-restoran, makanan tradisional ini mudah sekali anda temukan saat berada di Riau guys.
2. Asam Pedas Ikan Baung
Berbeda dengan ikan yang ada diatas guys, ikan ini juga populer sekali di Riau dan menjadi makanan khas riau yang wajib banget dicoba. ikan ini sebenarnya masakan melayu yang menjadi makanan disukai di sumatera, dan ikan ini adalah ikan laut yang diberi kuah asam pedas, dipadu dengan rempah-rempah tradisional seperti bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, serai, dan pastinya potongan ikan baung yalng lezat, untuk kalian yang belum tau ikan bauing ini memiliki tekstur yang mirip sekali dengan ikan lele, dagingnya padat, lembut dan sedap!!! untuk menemukan asam pedas ikan baung ini gampang sekali bisa anda temukan di warung-warung dan restoran-restoran besar. Nah guys setelah mencoba gulai ikan patin kalian juga wajib banget mencicipi lezatnya asam pedas ikan baung.
3. Roti Jala
Roti jala ini juga menajadi kuliner yang hits di Riau dan kuliner yang satu ini masih erbau-bau melayu guys. Roti jala ini adalah olahan tepung yang biasanya di makan dengan saus durian dan pas banget untuk yang suka manis, untuk anda yang gak suka manis biasanya roti jalan ini dimakan dengan kari daging ayam atau kambing. untuk rasanya gak usah ditanya lagi guys, sudah pasti mantap dan lezat banget, makanan ini rekomeneded banget wajib anda coba saat berada di Riau.
4. Mie Sagu
Saat mendengar kata sagu mungkin terlintas dipikiran anda dengan Papua yang menjadikan sagu makanan pokoknya. di Riau sagu ini di olah menjadi kuliner khas Melayu yaitu me sagu makanan yang satu ini cocok sekali untuk anda yang memiliki diabetes, karena sagu rendah gula dan mie sagu ini memiliki tekstur yang kenyal, di riau mie sagu ini di beri teri, daun kucai, rebusan tauge, dan bumbunya ini memang mengarah ke melayu, tetapi jika anda berkunjung ke Riau wajib banget cobain mie sagu ini dijamin ketagihan guys.
1. Es Air Mata Pengantin
http://www.imgrum.org
Es air mata pengantin terdiri dari bermacam agar-agar warna warni. Es ini juga dilengkapi dengan biji selasih, nata de coco, dan blewah serta serutan es batu.
Kenapa dinamakan air mata pengantin? Karena minuman ini biasanya dihidangkan pada saat acara yang berbahagia. Anda bisa mencoba membuatnya.
Bahan Es Air Mata Pengantin :
- 1 bungkus agar-agar bubuk putih
- 700 ml air
- 75 gram gula pasir
- pewarna merah, kuning, dan hijau
- 3 sendok makan biji selasih (siap pakai)
- 200 ml sirup cocopandan
- 800 ml air
- es serut secukupnya
- 1 bungkus agar-agar bubuk putih
- 700 ml air
- 75 gram gula pasir
- pewarna merah, kuning, dan hijau
- 3 sendok makan biji selasih (siap pakai)
- 200 ml sirup cocopandan
- 800 ml air
- es serut secukupnya
Cara membuat es air mata pengantin :
- Campurkan gula pasir dan agar - agar ke dalam 700 ml air lalu masak sampai mendidih. Setelah itu bagi campuran tadi menjadi 3 bagian.
- Setiap bagian tadi anda warnai dengan pewarna makanan merah,kuning dan hijau. Setelah itu anda bekukan atau dinginkan. Setelah dingin serut agar-agar tersebut dengan bentuk memanjang.
- Masukkan serutan agar-agar tadi ke dalam gelas dan tidak lupa ditambahkan selasih,sirup dan air. Sebagai pelengkap bisa anda tambahkan es serut di atasnya.
- Es air mata pengantin siap dihidangkan.
2. Es Laksamana Mengamuk
http://sajiansedap.grid.id
Minuman yang mempunyai nama unik ini merupakan asli berasal dari Pekanbaru Riau. Minuman tradisional ini juga memiliki rasa yang khas. Yakni aroma mangga kuini bakal menggoda Anda untuk mencicipinya. Es Laksamana Mengamuk merupakan minuman dingin yang menggunakan buah kuini sebagai bahan utama.
Konon, keberadaan minuman ini berawal dari mengamuknya seorang laksamana di kebun kuini. Laksamana tersebut mengamuk lantaran istrinya dibawa lari oleh pemilik kebun kuini tersebut. Sang laksamana menebas-nebaskan pedangnya ke seluruh penjuru, hingga puluhan buah kuini hancur karena kemarahannya ini.
Usai sang laksamana menuntaskan kemarahannya dan pulang, orang-orang di sekitar kebun kuini mengambil puluhan buah kuini yang sudah tercincang dan terhampar di rumput. Pada awalnya, orang-orang tersebut bingung, akan diapakan buah kuini yang telah terpotong-potong tersebut.
LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH
Editors’ Picks
Hingga seorang wanita, mencampurkan potongan-potongan buah kuini itu dengan santan dan gula merah. Jadilah minuman segar yang pada waktu itu, langsung dinikmati oleh orang sekampung.
Jadi cara membuat minuman ini sangat mudah yaitu mencampurkan cincangan buah mangga kuini dengan santan dan gula merah.
3. Es Sirup Mak Inang
Pinterest.com
Apa yang istimewa dari minuman ini? Karena yang menjadi kuah dari minuman ini adalah campuran air dan buah nanas dipotong-potong kecil, lalu dimasak hingga mendidih. Lalu dicampurkan bersama potongan buah apel dan serutan agar-agar.
Kamu bisa menambahkan buah lainnya. Biar lebih nikmat, tambahkan sirup jeruk koprok, selasih, gula dan es batu.
4. Es Lancang Kuning
blogspot.com
Kenapa namanya es lancang kuning? Karena bahan utama membuatnya adalah buah mangga yang berwarna kuning. Gampang banget buat minuman ini. Caranya, potong buah mangga menjadi kotak-kotak kecil. Sisa dari buah mangga tadi dibuatkan jus.
Kamu juga bisa menggunakan buah mangga yang lain sebagai jus nya. Saat diblender jangan lupa tambahkan gula dan susu. Setelah jus mangga jadi, masukkan potongan mangga yang telah dipotong tambahkan pula nata de coco dan es.
Membuat bunga dari sedotan
Hi teman teman,ini ni satu lagi caraa praktis mebuat bunga dari sedotan ,semoga membantu kalian ya mebuat prakarya di kelas!!!
Sejarah Pulau Penyengat
SUATU hal yang tercatat dalam sejarah adalah bahwa mesjid ini merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau-Lingga yang utuh. Harap diingat, Penyengat pada akhirnya tidak saja sebagai tempat berkedudukannya seorang Yang Dipertuan Muda atau semacam Perdana Menteri Kerajaan Melayu Riau-Lingga, tetapi juga tempat kedudukan Sultan sejak tahun 1900 dengan segala macam pembangunan fisiknya; sebutlah di antaranya berbagai macam istana, mahkamah, rumah sakit, listrik, dan jaringan telepon yang tersedia sebelum abad ke-20.
Alkisah, nama pulau Penyengat muncul dalam sejarah Melayu pada awal abad ke-18 ketika meletusnya perang saudara di Kerajaan Johor-Riau yang kemudian melahirkan Kerajaan Siak di daratan Sumatera (masih di Riau). Pulau ini menjadi penting lagi ketika berkobarnya perang Riau (akhir abad ke-18) pimpinan Raja Haji Fisabilillah yang pada tahun 1997 diangkat sebagai pahlawan nasional. Raja Haji menjadikan pulau ini sebagai kubu penting yang dijaga oleh orang-orang asal Siantan, dari kawasan Pulau Tujuh di Laut Cina Selatan.
Cerita rakyat menyebutkan, nama pulau tersebut diambil dari nama binatang yakni penyengat (sebangsa lebah), semula dikenal sebagai tempat orang mengambil air dalam pelayaran di kawasan ini. Konon, suatu kali para saudagar yang mengambil air di situ diserang binatang tersebut. Pihak Belanda sendiri menjuluki pulau itu dengan dua nama yakni Pulau Indera dan Pulau Mars. Kini pulau itu lebih dikenal dengan nama Penyengat Inderasakti.
Pada tahun 1805, Sultan Mahmud menghadiahkan pulau itu kepada istrinya Engku Putri Raja Hamidah, sehingga pulau ini mendapat perhatian yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya. Perhatian itu semakin mantap dinikmati Penyengat, ketika beberapa tahun kemudian, Yang Dipertuan Muda Jaafar (1806-1832) memindahkan tempat kedudukannya di Ulu Riau (Pulau Bintan) ke Penyengat, sedangkan Sultan Mahmud pindah ke Daik-Lingga.
Dengan pengalamannya sebagai pengusaha timah di Semenanjung Malaya dan selalu berpergian ke berbagai tempat sebelum diangkat menjadi Yang Dipertuan Muda, Raja Jaafar membangun Penyengat dengan cita-rasa pemukiman yang molek. Sejumlah pengamat asing menyebutkan, Penyengat ditata sebaik-baiknya tempat yang terlihat dari penyusunan pemukiman, keberadaan tembok-tembok, saluran air, dan jalan-jalan. Pada gilirannya, Sultan Abdurrahman Muazamsyah, tahun 1900 memindahkan tempat kedudukannya dari Daik ke Penyengat.
Setelah menolak menandatangani politik kontrak dengan Belanda dan melakukan berbagai macam bentuk perlawanan, Sultan Abdurrahman Muazamsyah diturunkan dari tahta oleh penjajah. Tak seorang pun orang Melayu yang bersedia menjadi Sultan setelah itu, Abdurrahman Muazamsyah bahkan mengilhami orang-orang Riau meninggalkan Penyengat menuju Singapura dan Johor tahun 1911. Hanya beberapa ratus orang penduduk dari 6.000 orang penduduk waktu itu yang tinggal di Penyengat setelah peristiwa tersebut.
Dengan demikian, bangunan-bangunan kerajaan terbiarkan, bahkan dijarah. Selentingan dari penduduk terdengar cerita tentang bagaimana di antara para bangsawan mengharapkan agar bangunan-bangunan yang ada hendaklah dirubuhkan daripada diambil oleh Belanda. Tindakan semacam itu tidak mungkin dilakukan terhadap Mesjid Sultan, malahan rumah ibadah ini dipelihara baik sebagaimana mestinya sebuah rumah ibadah.
Sebenarnya, Mesjid Sultan di Pulau Penyengat sebagaimana disebutkan dalam Tuhfat al-Nafis (buku sejarah Melayu) karya Raja Ali Haji, dibangun seiringan dengan dihadiahkannya pulau tersebut kepada Engku Putri Raja Hamidah oleh Sultan Mahmud. Cuma saja, waktu itu, mesjid tersebut terbuat dari kayu. Raja Jaafar yang membangun Penyengat sebagai bandar modern hanya pernah memperlebar mesjid itu karena penduduk Pulau Penyengat semakin banyak.
Dalam buku Mesjid Pulau Penyengat yang disusun Hasan Junus disebutkan, pembangunan mesjid itu secara besar-besaran dilakukan ketika Raja Abdul Rahman memegang jabatan Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga (1832-1844), menggantikan Raja Jaafar. Tak lama setelah memegang jabatan itu yaitu pada tanggal 1 Syawal tahun 1284 H (1832 M) atau 165 tahun yang lalu, setelah usai shalat Ied, ia menyeru masyarakat untuk ber-fisabilillah atau beramal di jalan Allah.
Cerita rakyat menyebutkan, nama pulau tersebut diambil dari nama binatang yakni penyengat (sebangsa lebah), semula dikenal sebagai tempat orang mengambil air dalam pelayaran di kawasan ini. Konon, suatu kali para saudagar yang mengambil air di situ diserang binatang tersebut. Pihak Belanda sendiri menjuluki pulau itu dengan dua nama yakni Pulau Indera dan Pulau Mars. Kini pulau itu lebih dikenal dengan nama Penyengat Inderasakti.
Pada tahun 1805, Sultan Mahmud menghadiahkan pulau itu kepada istrinya Engku Putri Raja Hamidah, sehingga pulau ini mendapat perhatian yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya. Perhatian itu semakin mantap dinikmati Penyengat, ketika beberapa tahun kemudian, Yang Dipertuan Muda Jaafar (1806-1832) memindahkan tempat kedudukannya di Ulu Riau (Pulau Bintan) ke Penyengat, sedangkan Sultan Mahmud pindah ke Daik-Lingga.
Dengan pengalamannya sebagai pengusaha timah di Semenanjung Malaya dan selalu berpergian ke berbagai tempat sebelum diangkat menjadi Yang Dipertuan Muda, Raja Jaafar membangun Penyengat dengan cita-rasa pemukiman yang molek. Sejumlah pengamat asing menyebutkan, Penyengat ditata sebaik-baiknya tempat yang terlihat dari penyusunan pemukiman, keberadaan tembok-tembok, saluran air, dan jalan-jalan. Pada gilirannya, Sultan Abdurrahman Muazamsyah, tahun 1900 memindahkan tempat kedudukannya dari Daik ke Penyengat.
Setelah menolak menandatangani politik kontrak dengan Belanda dan melakukan berbagai macam bentuk perlawanan, Sultan Abdurrahman Muazamsyah diturunkan dari tahta oleh penjajah. Tak seorang pun orang Melayu yang bersedia menjadi Sultan setelah itu, Abdurrahman Muazamsyah bahkan mengilhami orang-orang Riau meninggalkan Penyengat menuju Singapura dan Johor tahun 1911. Hanya beberapa ratus orang penduduk dari 6.000 orang penduduk waktu itu yang tinggal di Penyengat setelah peristiwa tersebut.
Dengan demikian, bangunan-bangunan kerajaan terbiarkan, bahkan dijarah. Selentingan dari penduduk terdengar cerita tentang bagaimana di antara para bangsawan mengharapkan agar bangunan-bangunan yang ada hendaklah dirubuhkan daripada diambil oleh Belanda. Tindakan semacam itu tidak mungkin dilakukan terhadap Mesjid Sultan, malahan rumah ibadah ini dipelihara baik sebagaimana mestinya sebuah rumah ibadah.
Sebenarnya, Mesjid Sultan di Pulau Penyengat sebagaimana disebutkan dalam Tuhfat al-Nafis (buku sejarah Melayu) karya Raja Ali Haji, dibangun seiringan dengan dihadiahkannya pulau tersebut kepada Engku Putri Raja Hamidah oleh Sultan Mahmud. Cuma saja, waktu itu, mesjid tersebut terbuat dari kayu. Raja Jaafar yang membangun Penyengat sebagai bandar modern hanya pernah memperlebar mesjid itu karena penduduk Pulau Penyengat semakin banyak.
Dalam buku Mesjid Pulau Penyengat yang disusun Hasan Junus disebutkan, pembangunan mesjid itu secara besar-besaran dilakukan ketika Raja Abdul Rahman memegang jabatan Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga (1832-1844), menggantikan Raja Jaafar. Tak lama setelah memegang jabatan itu yaitu pada tanggal 1 Syawal tahun 1284 H (1832 M) atau 165 tahun yang lalu, setelah usai shalat Ied, ia menyeru masyarakat untuk ber-fisabilillah atau beramal di jalan Allah.
Friday, July 20, 2018
MAKING SIMPLE ICE CREAM
lo pernah membuat es krim ? gak tau cara membuatanya?
Ok teman2 come on watching this video
cara mudah membuat es krim dengan 3 bahan saja , mudah ,cepat, dan dijamin delicious
Friday, July 13, 2018
Cooking is my hobby
:D hy guys ini beberapa poto -poto makanan yang buat ngiler bukan !!?
Iya jelas dong.. ini hasil dari racikan ku sendiri lo...
selamat menikmati ya.... menikmati poto dan buat ngiler maksudnya ya... wkwkwkw
Iya jelas dong.. ini hasil dari racikan ku sendiri lo...
selamat menikmati ya.... menikmati poto dan buat ngiler maksudnya ya... wkwkwkw
Tumis Kangkung Kas Merpaput
ikan bakar bumbu miso (japanese)
Ikan tumis Cabe Cabe Merah
Capkung (dengan bumbu manado)
Untuk mengetahui resep dan cara pembuatanya jangan lupa ikutin terus update nya ya
Trik Melipat Baju Jaman now
Hy guys....
Mau tau trik mudah melipat baju dengan cepat gak ?
Kamu wajib mencoba nya lo!
Ok Chek This out guys....
Mau tau trik mudah melipat baju dengan cepat gak ?
Kamu wajib mencoba nya lo!
Ok Chek This out guys....
About Me
Assalamu'alaikum,,,,, Teman-teman
Aku puja Krismondika
Blog ini saya buat untuk berbagi cerita dan sharing bebarapa cerita tentang banyak hal
Terima kasih sobat , selamat mendengar cerita dari ku ya
Aku puja Krismondika
Blog ini saya buat untuk berbagi cerita dan sharing bebarapa cerita tentang banyak hal
Terima kasih sobat , selamat mendengar cerita dari ku ya
Subscribe to:
Posts (Atom)